Selasa, 13 Mei 2014

-



Gemerincik hujan yang cukup deras serta gemerlapnya lampu kota malam itu sangat indah bak ribuan bintang di langit. Memang sangat indah kalau melihat keindahan kota dari puncak.
Sambil
mengendarai motor ninja R keluaran terbaru dan dengan keadaan yang basah kuyup sehingga membuat mereka menggigil mereka berdua perlahan mencari warung untuk berteduh. Setelah cukup lama mereka mencari warung untuk berteduh dan ikut mencicipi sedikit minuman dan beberapa makanan akhirnya mereka menemukan sebuah warung yang mana warung tersebut adalah warung yang biasa mereka berdua sering nongkrong.
Susu hangat serta kopi hitam dan beberapa gorengan akhirnya bisa membuat aldi dan fahri merasa cukup hangat dan kenyang.
Tak lama setelah itu hujan pun reda dan mereka berdua lekas segera pulang namun terlebih dahulu fahri mengantarkan aldi ke rumahnya karena rumah mereka jaraknya tidak begitu jauh.
Aldi dan fahri adalah dua sahabat yang sudah terbentuk sejak mereka masuk SMP. Persahabatan mereka bak kutub utara dan kutub selatan dalam sebuah magnet yang tak mungkin bisa dipisahkan.
Memang berbagai rintangan dan cobaan bertubi tubi menimpa persahabatan mereka sehingga pernah mereka hampir berpisah karena ketika SMP mereka pernah mencintai seorang perempuan yang sama. Namun kejadian itu tak berlangsung lama akhirnya mereka menyadari kalau persahabatan itu lebih penting dari pacaran dan seorang pacar takan bisa seperti sahabat yang bisa bercanda tawa bersama dan slalu ada ketika salah seorang membutuhkan pertolongan.
Namun semenjak mereka berdua masuk SMA fahri mendapatkan sahabat baru yaitu dini begitu juga aldi dia mendapatkan sahabat baru yaitu gita. Persahabatan mereka masih utuh seperti dahulu bahkan ketika hadirnya dini dan gita dalam persahabatan mereka itu membuat mereka terlihat menjadi lebih baik sehingga mereka berempat menjadi sahabat ketika mulai masuk SMA.
Rumah fahri adalah rumah dimana tempat mereka berempat berkumpul. Bercanda dan tertawa mereka tumpahkan di rumahnya. Orang tua fahri pun tak pernah memarahi kehadiran mereka bahkan orang tuanya seringkali bertanya kepada fahri jika mereka lama tak berkunjung ke rumahnya.
Disaat menjelang ujian mereka sering belajar bareng di rumah fahri. Dan tibalah di suatu malam ketika mereka sedang serius belajar
"Eh ngomong ngomong selesai kelulusan ada planing jalan jalan kemana nih?" Tanya fahri kepada tiga sahabatnya yang sedang serius belajar
"Hmmm gimana kalau kita ke pantai?" Serentak gita dan aldi menjawab bersamaan
"Hahaha.." Tiba tiba mereka berempat pun ketawa bukan karena jawaban dari mereka itu lucu tapi karena mendengar gita dan aldi menjawab bersamaan
"Boleh tuh boleh ide bagus" ujar fahri mengacungkan jempol
"Gimana lu setuju kan, din?" Sambung fahri bertanya pada dini karena sedari tadi dini hanya terdiam
"Woyy.. Ko malah diem sih" fahri bertanya dengan suara nyaring kali ini
"Eeeuuu... Eeuuu... apaa apaa? Oh iya yang ke pantai itu kan? kalo gue sih setuju setuju aja tapi kan acaranya masih lama. Udah yu ah kita lanjutin belajarnya biar kita bisa lulus bareng bareng" jawab dini so rajin. Dan memang benar dini adalah siswi terajin dan terpintar di kelas 3 dan dari kelas 1 dia mendapatkan peringkat ke-1 terus sampe sampe teman yang lain sirik karena kalah saing terus sama dini selain itu juga dini pernah menjuarai lomba matematika ipa se-jawabarat. Tentu lah guru guru banyak yang membangga banggakannya dan tak sedikit cowo yang naksir sama dini karena kecantikannya namun dini menghiraukannya karena dia berpikir kalo sahabat itu lebih penting ketimbang pacar begitulah ujarnya sama seperti aldi dan fahri dulu berkata demikian.
"Yaudah kalo gitu sepakat ya kita berangkat setelah kelulusan?" Tanya fahri memastikan
"Okesipp.." Semua menjawab serentak sambil membereskan buku belajar mereka karena hari sudah mulai larut.
"Lo gue anterin pulang ga din?" Tanya fahri menawarkan
"Ga usah gue pulang bareng gita aja dia juga bawa motor ko lagian rumah gue sama gita kan deketan hhe" jawabnya diiringi senyum has dari bibirnya
"Yaudah kalo gitu ketemu besok ya.." Ujar fahri pada semua sahabatnya
"Okee.. Tante kita pulang dulu ya.." Serentak mereka bertiga berpamitan sambil bersalaman pada ibunya fahri yang sedang sibuk membuatkan kopi untuk suaminya.
"Ko udah mau pulang lagi sih, makan dulu padahal tante udah bikinin opor ayam tuh" ujarnya sambil sejenak berhenti mengaduk kopi yang tengah dibikinnya
"Ngga usah ngerepotin ah lagian udah larut malem nih makasih banyak yah tante lain kali aja" ujar aldi mewakili dini dan gita
***
Karena kesungguhan mereka dalam belajar bahkan hampir tiap malam mereka menghabiskan waktunya untuk belajar di rumah fahri dan tidak lupa mereka berdoa pada yang maha kuasa akhirnya mereka dinyatakan lulus ketika hari kelulusan.
Tidak hanya mereka berempat yang merasa senang namun semua siswa dan siswi kelas tiga yang berjumlah seratus orang merasa sangat senang sekali.
Karena mereka semua lulus akhirnya semua kelas tiga dan juga wali kelas merayakan keberhasilan mereka. Mereka mengadakan acara makan makan di sebuah rumah makan yang tidak begitu mewah hanya saja sangat indah pemandangannya yaitu di tengah sawah yang luas seluas mata memandang.
"Besok kita jadi kan berangkat ke pantai?" Tanya fahri mengingatkan kepada tiga sahabatnya yang baru selesai mengadakan makan makan dan poto studio itu
"Jadi dong kenapa tidak?" Jawab aldi dengan senang hati
"Kalo kalian berdua gimana din? Git? Pastinya jadi juga kan?" Tanya fahri pada dua sahabatnya gita dan dini
"So pastii dong gue kan udah diijinin sama nyokap gue jauh jauh hari bahkan udah disediain barang barang yang mau dibawa besok masa gajadi sih" jawab gita dengan senang
"Kalo lu din?" Tanya fahri ragu
"Hmm gimanaa yaa gue sih belum ijin sama nyokap bokap gue jadi belum tau deh diijinin atau ngga nya, nanti malem deh gue ijin" jawab dini pelan
"Yaudah kalo gitu tar malem lu ijin dulu ya. Gue pengen lu juga ikut, masa cuma kita bertiga doang yang berangkat sementara lu ditinggal sendiri sih kan gamungkin" ujar fahri so bijak
"Iya tar gue usahain deh hehe" jawab dini meyakinkan bahwa dia juga bisa ikut ke pantai bersama sahabatnya.
***
Dan keesokan harinya pagi pagi banget fahri sudah terbangun karena suara alarm jam real madrid kesayangannya yang ia dapatkan dari pamannya dan jarum jamnya menunjukan pukul lima kurang sepuluh menit.
Udara dingin serta kabut yang cukup tebal menyapanya pagi itu. Cuaca yang cocok sekali jika ditidurkan kembali. Namun pikirnya tak demikian ia langsung beranjak pergi ke kamar mandi lalu mandi tanpa menghiraukan rasa dingin.
Selesai mandi ia langsung menghubungi sahabat sahabatnya memastikan sahabatnya sudah terbangun dan sudah bersiap siap untuk berangkat.
"Oh iya dini gue hampir lupa" spontan fahri tiba tiba yang keingetan sama dini karena dia ingin memastikan kalo dini bisa ikut bareng mereka
Iphone 5s terbaru yang ia dapatkan ketika ulang tahun yang ke-17 pemberian bokapnya diambilnya dari atas meja belajar karena sedang tersambung ke charger.
Dibukakannya kunci hapenya kemudian dengan cepat ia mencari kontak dini. Akhirnya diketemukannya tulisan dini di bawah setelah kontak dina. Tanpa pikir panjang dia langsung menelponnya karena kalo lewat bbm takutnya delay.
*tuutt.. Tuutt.. Tuuutt..* bunyi panggilan itu berbunyi berkali kali namun dini tak kunjung mengangkat handphonenya sehingga berbunyi "your destination is ..." Suara server pertanda tidak ada jawaban
Namun ia tak berhenti disana. Ia kemudian mencobanya lagi namun hasilnya sama seperti yang pertama. Begitupun ketika ia mencoba menghubungi yang ketiga kalinya hasilnyapun nihil.
Kali ini dia merasa resah akan kabar dini yang antara dijininkan oleh orangtuanya ataupun tidak karena sampai sekarang dini belum memberi kejelasan.
Ketika fahri mencoba menelponnya yang ke empat kalinya dan *tuutt tuutt tuutt* baru tiga kali berbunyi akhirnya terdengar suara dini
"Iya hallo ri? Sori sori gue baru beres mandi barusan hehe" jawab dini diiringi ketawa kecil
"Ohh kirain gue lu kemana ga diangkat mulu. Eh gimana lu diijinin kan sama orangtua lu?" Tanya fahri menunggu jawaban dini yang masih menjadi tandatanya besar sampai sekarang
"Eeeeuuuu... Eeeeuuuu.. Eeeeuuuu.. Guee.. Guee.." Jawab dini terbata bata
"Gue apa din? Gue ga diijinin? Atau gue apa? Ngomong dong" ujar fahri kesal mendengar dini yang ngomongnya terbata bata
"Gue ini rii.. Guee ga diijinin" jawab dini yang tiba tiba suaranya menjadi pelan
"Lohkoo ga diijinin? Emang kenapa kata orangtua lu gangijinin?" Fahri nampak kecewa mendengar jawaban dini kali itu
"Gatau pokonya gue gadiijinin pergi. Mereka gangasih alasan kenapa gue gadiijinin" ujar dini nampak sedih kali ini
"Yaudah gue telpon gita sama aldi dulu ya" ujar fahri sambil menutup telpon dengan perasaan yang kecewa
*tut tut tut*
Dan ketika fahri menghubungi gita dan aldi rupanya mereka sudah siap berangkat dan mereka berdua kaget ketika mendengar fahri berbicara kalo dini gadiijinin sama orangtuanya dan fahri mengajak mereka berdua berangkat terlebih dahulu ke rumah dini untuk membujuk orangtua dini supaya dini bisa diijinkan.
***
Dom eiger yang muat untuk empat orang matras dan ransel yang berisi barang barang untuk persiapan nanti di pantai dibawanya pergi.
Toyota yaris merah yang baru ia dapatkan ketika ia mendapatkan peringkat ke-3 saat kelas 3 semester 1 hadiah dari ayahnya ia bawanya pergi bersama aldi dan gita ke rumah dini.
Dan sesampai rumahnya dini, fahri memarkirkan mobilnya tepat di depan rumahnya. Satu persatu sahabatnya itu keluar dari mobil.
"Ehh tante, dininya ada?" Tanya fahri kepada ibunya dini yang sedang menyapu teras rumahnya sambil menyalaminya
"Ada tuh di kamar. Tunggu ibu panggilin dulu. Masuk nak" jawab ibunya sambil balas menyalami mereka bertiga dan langsung bergegas naik ke lantai dua karena kamar dini berada di lantai dua.
*tok tok tok*
"Dinii ada teman temanmu tuh di bawah. Buruan turun" saut ibunya dari balik pintu kamarnya
Mendengar ibunya berkata begitu dini tampak kebingungan bagaimana menjelaskan ini semua pada mereka. Dini ga mau mengecewakan mereka semua. Namun mau tidak mau akhirnya dini membuka pintu kamarnya dan menuruni tangganya perlahan.
Ibunya kali ini sudah kembali ke bawah dan sedang membuatkan minuman untuk temannya dini.
Akhirnya dini pun duduk bersama sahabatnya di sofa.
"Eh din gimana lu jadinya ikut kan?" Tanya fahri pada dini yang hanya menunduk karena malu dan takut mengecewakan semua sahabatnya itu
Ibunya yang sedari tadi membuatkan minuman dan sekarang sedang menyimpan minuman itu ke meja mendengarkan pertanyaan fahri tadi.
"Emang mau pada kemana nih?" Sela ibunya cepat
"Ini tante kan kita udah kelulusan nih sekarang mau jalan jalan ke pantai ngajakin dini. Yaa kita berempat" tutur fahri menjelaskan
"Ohhh kamu ke pantai bareng teman temanmu ini toh din? Kalo gitu ibu ijinkan. Dikira kamu ke pantai sama temanmu yang mana. Hehe" ujar ibunya tiba tiba membuat dini dan sahabatnya terdiam kaget mendengar ibunya mengijinkannya
"Hahh? Jadi mamah ngijinin aku berangkat sama temen temen ma?" Tanya dini pada ibunya sambil greget karena ngedenger ibunya kali ini ngijinin dia
Memang dini adalah anak satu satunya dan sangat jarang sekali dini pergi jauh jauh bersama temannya kecuali itu acara dari sekolah dan ditemani guru.
Jika ada liburan sekolah dini berlibur bersama keluarganya dan jika tidak ada acara dini hanya berdiam diri di rumah jika tidak dini hanya boleh bermain bersama tiga sahabatnya itu aldi, fahri dan gita karena ibunya tau mereka semua baik dan sopan.
"Yeee jadi kamu jadi ikut kan bareng kita kita?" Tanya gita senang
"Iyadong kalo mamah udah ngijinin. Tunggu aku prepare dulu" ujar dini meninggalkan mereka dan bergegas pergi ke kamarnya untuk mengepak barangnya
"Makasih ya tante udah ngijinin dini pegi sama kita" serempak mereka bertiga berterimakasih pada ibunya yang sedang duduk bersama mereka
"Iya sama sama. Jagain dini ya. Yaudah kalo gitu tante masak dulu ya" ujar ibu dini sambil kembali ke dapur
Karena saking senangnya dini mendengar kalo ia diijinkan untuk berangkat bareng temannya sampai sampai ketika ia menaiki tangga menuju kamarnya ia sempat terpleset dan spontan teman temannya menertawakannya.
***
"Naiiikk naiikk ke puncak gunung tinggi tinggi sekalii" aldi nyanyi dengan nyaring sambil tepuk tepuk tangan
"Woy woy woy paan lu? Lu kata kita mau ke gunung? Hahaha" serentak mereka semua membantah sambil ketawa
"Eh ngomong ngomong kalian pasti laper ya kan?" Tanya fahri tiba tiba
"Haha tau aja lu ri" jawab gita mewakili
Fahri pun meminggirkan mobilnya di sebuah restoran seafood karena perjalanan menuju pantai rupanya sudah cukup dekat.
Cumi, ikan kakap, kepiting, udang mereka santap malam itu.
***
Kemacetan diiringi hujan deras serta petir malam itu menemani perjalanan pantai mereka. Perasaan panik karena petir bertubi tubi menggelegar menghantam telinga mereka.
"Yah pake macet segala lagi. Mana hujan ada petirnya lagi" keluh aldi
"Gajadi dong kita ngcamp di pantai" sambung gita
"Yaudah kita cari losmen aja gampang kan?" ujar fahri mencoba menenangkan sahabatnya yang sedang dilalap kepanikan
Beberapa menit kemudian kemacetanpun berakhir dan hujanpun reda. Dan dengan serempak mereka menghela napas panjang. Dan tak lama setelah itu merekapun sampai di parkiran mobil.
Suara ombak memang menggiurkan mereka untuk segera berenang atau naik perahu atau apapun yang berkaitan dengan laut dan ombak. Namun mereka tau kalo itu sudah malam dan tak mungkin mereka berenang malam malam hari.
"Malam ini kita tidur dimana nih?" Tanya gita pada semua sahabatnya
"Gatau. Tanya aja tuh si fahri. Dia kan ..." Cletuk aldi menuduh
"Eh paan lu ko ke gue? Udah deh kita ke losmen paman gue aja kebetulan dia punya losmen disini" ujar fahri
Akhirnya barang barang yang mereka bawa pun segera mereka bawa masuk ke dalam losmen karena losmennya tidak jauh dari parkiran mobil.
Losmen yang tidak begitu mewah dan tidak begitu jelek juga dengan dua kamar tidur, wc dan fasilitas tv dan ac membuat mereka tidur nyenyak malam itu.
"Udah yu kita tidur biar besok ga kesiangan biar bisa poto poto bareng sunrise" ujar fahri sambil merebahkan tubuhnya di kasur
"......" Temannya ga ngejawab
Namun sebelum tidur fahri memasang alarm pukul setengah lima
***
Dingin pantai pun terasa pagi itu berbeda dengan dingin ketika di rumah.
Suara ombak yang sangat merdu dan suara angin pantai yang menusuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.
Dan pas ketika pukul setengah lima alarm dengan lagu michel tello bara bere dari hp nya fahripun berbunyi dengan kerasnya sehingga membangunkan aldi.
"Handphone siapa sih nih berisik banget?" Aldi terbangun sambil mengucek ucek matanya dan melihat fahri masih tertidur pulas
"Woyy rii bangun rii handphone lu bunyi tuh brisik banget tau ga sih lu" ujar aldi sambil membangunkan fahri dan melihat alarm yang berbunyi di hapenya
"Hmm mana siniin hape guenya" dengan mata tertutup fahri meminta aldi memberikan hapenya yang masih berbunyi
"Hallo yaa siapaa? Masih pagi udah nelpon" fahri mengambil hapenya dengan mata yang masih ngantuk
"Hahahahaha" spontan aldi yang masih ngantuk tertawa terbahak bahak melihat kelakuan fahri itu sehingga membangunkan dini dan gita
"Alarm kali itumah bukan telpon. Lu gila kali yah lu yang masang alarm lu yang lupa. Payah lu ah" aldi menambahkan sambil dorong bahunya yang masih megang hapenya
"Ada apaan sih pagi pagi udah berisik banget?" Tanya dini pada gita yang sama sama kebangunin karena ketawa aldi tadi. "Tau nih ah masih pagi juga" gitapun kebingungan
Serempak dengan mengenakan piyama mereka berdua datang ke kamarnya aldi dan fahri dan bertanya "ada apaan sih ribut ribut masih pagi juga?" Tanya gita
"Iya nih ada apaan sih?" Sambung dini
"Ngga ga ada apa apa ko ini lucu aja hahaha" jawab aldi yang masih ketawa inget kejadian tadi
"Yaudah yu ah kita siap siap pergi ke pantai tar sunrise nya keburu tinggi lagi" ujar aldi menambahkan
Merekapun terbangun dan nampaknya jarum jam sudah menunjukan pukul 5.
Hawa dingin yang mereka rasakan pagi itu mereka hiraukan karena mereka sangat ingin sekali melihat indahnya sunrise di pantai.
***
Hanya dengan mengenakan celana pendek dan baju seadanya mereka berlari menuju pantai timur untuk melihat sunrise.
Setiba di pantai timur matahari sudah mulai terbit menghangatkan bumi. Perlahan lahan mentari mulai naik.
"Eh bang bang bisa minta tolong potoin kita berempat ga?" Pinta aldi pada pemilik warung kopi yang sedang duduk santai yang pagi itu sudah buka sambil menyodorkan SLR E550 milik gita
"Boleh boleh" ujar pedagang kopi sambil beranjak dari tempat duduknya sambil mengambil kameranya
*jepret jepret jepret* berkali kali potretan itu dilakukan sekitar lima puluh gambar yang dihasilkan pagi itu
"Udah yu kita balik ke losmen siap siap renang" ajak aldi
"Ah gila aja lu masih pagi gini juga mending sarapan dulu ngopi dulu nih di warungnya si abang. Ye ga bang?" Ujar fahri sambil menunjuk warungnya si abang abang yang dari tadi membantu memotret
"Iyaa nyantai aja kali jam segini mana ada yang renang. Nanti siang. Lagian jam segini masih dingin. Mending ngopi aja dulu disini" jawab si abang abang penjaga warung mengarahkan
Mataharipun nampaknya sudah mulai meninggi dan saat gita melirik jam tangannya memang benar jarum jamnya menunjukan pukul setengah tujuh.
Merekapun menyantap sarapannya di warung. Beberapa nasi kuning dan gorengan juga beberapa gelas kopi dan susu membuat mereka cukup kenyang.
***
"Sekarang kita kemana nih?" Tanya dini tiba tiba pada temannya yang sedang santai menonton tv sambil tiduran
"Eh eh gimana kalo kita naik banana boat? Kayanya seru tuh?" Jawab gita sambil terbangun lalu kembali duduk
"Boleh boleh tuhh yo buruan siap siap" sambung fahri setuju sambil beranjak dari baringannya itu
Lekbong hitam petersaysdenim dipakai fahri saat itu. Celana pantai dan kacamata dan juga iphone 5s yang slalu ia bawa kemana mana.
Tak lupa gita mengkalungkan SLR miliknya.
Tiba di pantai timur terlebih dahulu mereka snorkling dan untuk menempuh tempat snorkling mereka menaiki kapal.
Angin sepoy dan pemandangan laut yang luas seluas mata memandang serta beberapa nelayan sedang menangkap ikan sangat indah di pagi yang menuju siang itu. Jarum jam yang menunjukan pukul sepuluh memang sangat cocok untuk bermain di pantai.
"Waah indah banget yaah pemandangan bawah lautnya udah ga tahan pengen cepet cepet nyebur" ujar gita tiba tiba sambil menunjuk dasar laut yang pemandangannya memang sangat indah.
Sampai di tempat snorkling terlebih dahulu mereka memasang kacamata dan berbagai peralatan untuk snorkling.
Keindahan laut yang tidak begitu dangkal dan tidak pula begitu dalam sekitar dua sampai tiga meter itu memang sangat indah. Dan saat itu air pantai sedang tenang sehingga beratus bahkan beribu ikan dan terumbu karang yang indah dan bermacam macam itu bisa mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri.
Tak terasa dua jam mereka berenang menyelami dasar laut akhirnya usai juga. Karena faktor lapar dan juga dingin membuat mereka berhenti bersnorkling.
Akhirnya kapal yang mengantarkan mereka ke tempat snorkling akhirnya kembali membawa mereka ke tempat semula.
Rasa lapar dan perasaan dingin pun tiba tiba hilang karena saat mereka kembali dari tempat snorkling mereka melihat orang yang sedang asyik menaiki banana boat.
"Ngapain kalian ngeliatin mereka? Pengen ya?" Tanya fahri pada temannya yang sedang terbengong melihat aksi banana boat
"Kalo gitu buruan kita naik" sambung fahri mengajak
"Tunggu tunggu kayanya gue ga ikut deh" cletuk dini tiba tiba. Jawaban yang lagi lagi membuat mereka sedikit kecewa mendengarnya namun gita buru buru membujuknya
"Lohko ga ikut din? Seru tau cepetan pokonya ga akan nyesel ko. Lagian juga pake pelampung ga akan tenggelam ini" bujuk gita sambil merangkul bahunya dini
"Yaudah kalo gitu gue ikut deh hehe" ujar dini setuju
"Nah gitu dong.." Ujar teman temannya serempak
Hari yang sangat sangat melelahkan karena satu persatu dari mulai snorkling, bana boat dan beberapa permainan pantai mereka ikuti hari itu.
***
Malam yang sangat indah karena malam itu berbeda dengan malam kemarin yang diguyur hujan.
Berjuta bintang bertaburan di langit. Motor gowes, sepeda gowes dan berpuluh pedagang pakaian dan souvenir pantai dan banyak orang berlalu lalang menyapa hangat malam mereka.
Sebelum akhirnya mereka mendirikan dom di pinggiran pantai terlebih dahulu mereka berbelanja pakaian dan beberapa oleh oleh. Selesai belanja mereka langsung pergi ke pinggiran pantai karena malam itu mereka berniat untuk tidur dengan mendirikan tenda di pantai.
Memang di pinggiran pantai hanya sedikit saja lampu yang menerangi.
Lampu di warung kopi yang menerangi mereka serta bulan yang sangat indah dan berjuta bintang bertaburan di atas langit. Deburan ombak serta angin malam memperindah suasana malam mereka.
Selesai mendirikan tenda yang ukurannya hanya bisa muat untuk empat orang mereka bersenang senang.
"Lumpuhkan lah ingatanku hapuskan tentang dia.." Tiba tiba fahri nyanyi sambil memetik gitar mili aldi
"Paan sih lu ahh masa suasana kaya gini lagunya galau. Payah lu hahaha" ujar aldi memotong nyanyian fahri
"Sini sini biar gue yang nyanyiin gitarnya. Tar lu lu pade yah yang nyanyi" sambung fahri
"Dalaam sepii engkau dataang beriku ke kuataan tuk bertahaan.." Mereka semua pun nyanyi diiringi gitar dan sambil tepuk tepuk
"Eh gue tidur duluan ya ri gue dah ngantuk nih" ujar aldi
"Eh eh eh lu mau kemana siih disini dulu ajaa masih seru nih" fahri mencoba menahan aldi supaya tidak tidur dulu
"Ahh gue udah ga kuat nih ngantuk banget. Yaudah ya gue tidur" ujar aldi sambil pergi menuju tenda
"Eh gue juga ikut di, gue dah pengen tidur. Gue ke tenda dulu yah" sambung dini
Akhirnya fahri dan gita yang tersisa yang masih menikmati suasana pantai di malam hari.
"Entah dimanaa dirimu berada hampa terasa hidupku tanpa dirimu. Apakah disana kau rindukan aku seperti diriku yang slalu merindukanmu.." Fahri dan gita akhirnya bernyanyi bersama. Hanya suara gitar dan tepukan tangan gita yang mengiringi nyanyian mereka.
Sambil nyanyi dan terkadang fahri melirik gita dan menatap gita penuh harapan. Namun gita hanya bersantai sambil menghayati lagunya dan tidak tahu kalau sedari tadi fahri memperhatikannya.
Sampai tidak lama akhirnya gita pun menyadari bahwa fahri sedang memperhatikannya dengan tatapan yang penuh harapan.
"Eh ko lu liatin gue kaya gitu sih?" Ujar gita tiba tiba yang membuat fahri terhenti bermain gitar
"Eeuuu ngga ko ngga git hehe" dengan terbata bata dan sedikit gemetar fahri menjawab pertanyaan yang memecahkan lamunannya itu
*kayanya sekarang waktunya gue ngungkapin perasaan gue pada gita*
Gerutu fahri yang memang semenjak gita menjadi sahabatnya fahri menginginkan status lebih dari persahabatan namun sampai sekarang dia belum berani mengungkapkannya mungkin sekarang adalah waktu yang tepat
"Eeuu git eeeuuu gue mau bilang sesuatu boleh ga?" Ujar fahri memberanikan diri
"Kenapa mesti nanya dulu? Kaya ke siapa aja lu ah kita kan udah lama sahabatan. Mau bilang bilang aja gausah pake nanya segala. Emang ada apa sih ri?" Tanya gita terheran heran sambil menatap wajah fahri yang nampaknya ada sesuatu yang penting yang baru akan dia katakan sekarang
"Eeuu sebenernya dari dulu dari kita mulai sahabatan guee ... guee..." Fahri mencoba memberanikan diri meskipun masih terbata bata dan penuh resiko karena takut gita menolaknya
"Gue apa ri? Ko nervous gitu sih? Lo jangan bikin gue takut deh" tanya gita semakin bertanya tanya
"Sebenernya gue suka sama lo git. Gue punya keinginan lebih dari sahabat sama lo. Lo mau kan jadi pacar gue?" dengan lantang ia menyatakan cintanya pada gita.
Mendengar pernyataan cinta fahri pada gita dengan spontan dini yang masih belum tidur dan sedari tadi mendengarkan perbincangan mereka mengeluarkan air mata dan menangis tersedu sedu karena sebenarnya dini pun semenjak masuk SMA dan bertemu dengan fahri dia menyimpan rasa namun dari dulu fahri tidak mengetahuinya. Fahri hanya tau kalo dini itu sahabatnya dia, udah itu aja ga lebih.
*kenapa lo nangis din ngedenger fahri nyatain cinta ke gita? Lo punya rasa ya sama dia? Kalo lo tau sebenernya gue juga suka sama lo gue sayang banget sama lo*
Gerutu aldi yang juga sama belum tidur. Ia bangun dan melihat dini yang masih menangis.
"Eh din lu kenapa ko nangis?" Tanya aldi pada dini yang sedang berbaring
"Ngga ko ngga. Siapa yang nangis hehe" sambil mencoba duduk dan mengusap air matanya cepat cepat takut aldi mengetahuinya dan diiringi senyum kecil menutupi kebohongannya
"Udah deh lu gausah boong gue juga tau ko" ujar aldi menenangkan sambil mengusap air matanya yang masih menetes
Mendengar fahri menyatakan cinta pada dirinya gita terdiam dan kaget.
"Apa lo bilang? Lo suka sama gue? Ah becanda lu ahh" beberapa pertanyaan dilontarkannya memastikan bahwa ucapan fahri itu ngga bercanda
"Ngga git gue serius suka sama lo. Gimana lo mau kan jadi pacar gue?" Tanya fahri meyakinkan sambil menggenggam tangannya mesra
Air matanya spontan melihat fahri sahabatnya yang sudah lama ternyata menginginkan perasaan lebih dari pacar dan baru ia nyatakan malam itu.
"Lohkoo lu nangis sih git? Gue kan nanya bener bener sama lu" tanya fahri kebingungan melihat gita yang semakin lama air matanya semakin banyak dan mulai ia usap
Tanpa berkata apa apa gita langsung memeluknya sambil menangis tersedu sedu.
"Gue bukannya gamau jadi pacar lu ri gue cuma pengen persahabatan kita berempat utuh selamanya. Gue gamau gara gara kita pacaran terus kita gabisa barengan lagi berempat bercanda tawa dan saling membantu satu sama lainnya. Lu ngerti kan?" Ujar gita sambil memegang pipinya fahri dan menatap matanya sambil masih menangis
"Yaudah kalo gitu mungkin ini jalan terbaik buat gue dan lo dan aldi juga gita buat tetep jadi sahabat untuk sekarang dan selamanya. Gue ngerti ko git. Hanya saja gue kepengen ngungkapin ini dari dulu tapi ga ada waktu yang tepat mungkin sekarang waktunya dan makasih juga lo udah jawab pertanyaan gue" kali ini fahri meneteskan air matanya karena sedih melihat gita yang menangis terus dan mendengar jawaban yang cukup bijak dari gita
"Yaudah lu jangan nangis dong tar cantiknya luntur lagi ah hehe" sambung fahri sambil mengusap air matanya dan memeluknya erat
"Hehe" gita hanya tertawa kecil
"Tapi lo janji kan kita sahabatan buat selamanya? Sampai ajal yang memisahkan haha" ujar fahri sambil mencantelkan kelingkingnya
"Iya janji ko" jawab gita sambil mecantelkan juga
Udara malam yang kali ini cukup dingin dan angin pantai pun mulai mengencang. Deburan ombak, bulan serta berjuta bintang yang bertaburan kini terlihat jelas di langit karena awan yang menutupi kini menghilang.